Senin, 28 Januari 2013

Renang Harus Kerja Keras untuk Lolos Olimpiade

Mantan perenang Olimpiade Lukman Niode mengatakan, cabang renang harus bekerja keras untuk dapat lolos ke Olimpiade London 2012. Pasalnya, ada 900 atlet dari 203 negara yang memperebutkan kuota di kualifikasi B untuk lolos kualifikasi A.
"Kualifikasi B itu baru syarat untuk mengikuti seleksi kualifikasi A. Artinya belum lolos. Kalau para perenang Indonesia tidak dapat mencapai kualifikasi A, maka dicari yang terbaik dari 900 atlet yang lolos kualifikasi B. Berdasarkan pemantauan saya, sepertinya baru dua atlet yang bisa lolos, yakni I Gede Siman Sudartawa dan Glenn Victor dari tujuh perenang yang dipelatnaskan," kata Lukman kepada Suara Karya di Jakarta..
Seperti diketahui, cabang renang mempelatnaskan tujuh atlet, terdiri atas lima pria dan dua putri. Lima pria adalah mereka yang lolos kualifikasi B, yakni Glenn Victor, Indra Gunawan, I Gede Siman Sudartawa, Triadi Fauzi, dan M Idhan Dasuli. Dua perenang putri, Enny Susilowati dan Yessy Yosaputra belum lolos kualifikasi B tapi tetap dipersiapkan di pelatnas.
Menurut Lukman, banyak hal yang harus dilakukan perenang untuk mencapai target lolos kualigikasi A. Penerapan sport science yang tepat, recovery yang benar dan nutrisi yang seimbang adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Saat ini saya melihat baru 50 persen yang dilakukan perenang Indonesia dalam persiapan itu. Untuk itu, ia mengharapkan pelatih harus memperhatikan betul apa yang dilakukan atletnya di dalam dan di luar pelatnas. Khususnya soal nutrisi, jangan sampai mengonsumsi makanan sembarangan dan tidak terukur dengan kebutuhan tubuh," ucap Lukman.
Di luar negeri yang olahraganya sudah maju, kata Lukman, soal makan ini sudah diukur dan ditimbang pada setiap makan. Atlet dipersilakan mengambil makanan di piring, kemudian sebelum disantap diukur kalori dan nutrisinya oleh ahli gizi. Bila ada yang berlebih dan tidak seimbang, maka akan dikurangi.
"Di kita hal seperti itu belum bisa dilakukan. Walaupun disediakan makanan sesuai kebutuhan gizi di hotel, di luar mereka masih makan gorengan yang belum dikontrol kadar gizinya," lanjut Lukman.
Lumkan menambahkan, kebutuhan atlet di pelatnas harus didukung penuh oleh Satlak Prima agar apa yang diprogramkan berjalan sesuai dan tepat sasaran. Sekarang kalau sport science dijalankan dengan benar namun tidak didukung dengan nutrisi yang dibutuhkan, akan sia-siajuga. "Untuk itu, perlu keseimbangan antara porsi latihan dan kebutuhan gizi untuk mencapai target yang sudah dicanangkan," tutupnya. (Suara Karya):

0 komentar:

Posting Komentar

◄ New Post Old Post ►