Jumat, 10 Februari 2012

Sprain Dan Strain Pada Otot

Cedera, adalah hal biasa terjadi saat Anda melakukan latihan. Cedera merupakan risiko ataupun momok yang sangat menakutkan bagi Anda pecinta olahraga. Tidak hanya rasa sakit yang diderita, tapi juga kehilangan sejumlah kesempatan untuk mendapatkan manfaat terbaik dari latihan yang Anda lakukan.
Ada 2 macam cedera yang sering terjadi saat kita berolahraga, yaitu sprain dan strain. Sprain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada ligamen (jaringan yang menghubungkan tulang dengan tulang) atau
kapsul sendi, yang memberikan stabilitas sendi. Kerusakan yang parah pada ligamen atau kapsul sendi dapat menyebabkan ketidakstabilan pada sendi. Gejalanya dapat berupa nyeri sendi, inflamasi atau peradangan, dan pada beberapa kasus, ketidakmampuan menggerakkan tungkai.
Strain adalah bentuk cedera berupa penguluran atau kerobekan pada struktur muskulo-tendinous (otot dan tendon). Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak, seperti pada pelari atau pelompat. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi.
Apa Yang Menyebabkan Sprain Dan Strain?
Sprain dan strain biasanya terjadi jika Anda dalam tekanan fisik. Situasi dimana otot dipaksa melakukan gerakan yang mereka belum siap atau melebihi lingkup gerak otot yang normal, seperti melingkar atau memutar pergelangan kaki. Cedera dapat terjadi dalam insiden tekanan tunggal atau secara bertahap setelah banyaknya pengulangan gerakan. Cedera terjadi biasanya saat otot tendon atau ligamen dalam peregangan yang berlebihan, menyebabkan kerusakan pada otot, tendon, atau serat ligamen.
Di Mana Sprain Dan Strain Biasanya Terjadi?
Sprain paling sering terjadi pada engkel. Mekanisme cedera biasanya terjadi saat kita berlari kemudian terpeleset dengan salah tumpuan atau saat setelah melompat kita salah menjejakkan kaki waktu mendarat. Ini akan menyebabkan peregangan dan kerusakan pada ligamen luar engkel.
Strain otot sering terjadi pada area-area tubuh yang digunakan untuk melakukan pekerjaan. Sakit pinggang dan spasm (keram otot) biasanya terjadi apabila mengangkat sesuatu berulang-ulang atau karena gerakan pinggang yang terlalu mendadak atau berlebihan melampaui kekuatan otot-otot tersebut.
Gejala Strain Dan Sprain?
Gejala pertama dari cedera sprain atau strain biasanya berupa sakit atau nyeri. Rasa sakit atau nyeri selalu merupakan gejala yang mengindikasikan adanya masalah pada tubuh kita. Ini adalah pesan ke otak yang memperingatkan bahwa otot atau sendi harus dilindungi dari bahaya atau kerusakan lebih lanjut. Kombinasi rasa sakit, bengkak, dan kejang membuat tubuh lebih melindungi bagian yang cedera, yang menyebabkan bagian tubuh tertentu sulit untuk digunakan. Pincang adalah contoh yang tepat dari tubuh yang berusaha melindungi sebuah kaki terluka.
Bagaimana Perawatan Untuk Sprain Dan Strain Yang Benar?
Perawatan sprain dan strain yang benar dikenal dengan intervensi RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation). RICE adalah elemen kunci dalam perawatan sprain dan strain.
  • REST . Periode perawatan kritis dilakukan selama 24–48 jam pertama setelah terjadinya cedera dan Anda perlu membatasi atau mengurangi aktivitas dan mengistirahatkan bagian tubuh yang keseleo.
  • ICE . Selama 48 jam pertama setelah cedera, kompres es diberikan selama 15-20 menit setiap 3–4 jam, biarkan temperatur kulit kembali normal sebelum kembali memberikan kompres es. Bungkus es dengan handuk tipis. Jangan memberikan kompres es lebih dari 20 menit karena dapat mengganggu sirkulasi darah dan menyebabkan kerusakan jaringan.
  • COMPRESSION . Daerah yang sakit dibalut dengan balutan kompresi elastis untuk meminimalkan peradangan, menyangga daerah tersebut, dan memberikan rasa nyaman. Balut area yang mengalami cedera dengan menambahkan balutan pada daerah sekitar cedera, kurang lebih 1,5 kali lebar balutan.
  • ELEVATION . Anggota badan yang mengalami cedera ditinggikan sampai setinggi jantung untuk mengontrol pembengkakan dan memungkinkan istirahat. Tinggikan pada malam hari dengan meletakkan bantal di bawah daerah cedera.
Sekalipun hal yang wajar terjadi, cedera sebaiknya dicegah sejak dini dengan melakukan langkah preventif, seperti melakukan beberapa menit pemanasan dan minum air yang cukup sebelum latihan.

cara efektif cegah kram otot

Hampir semua orang pernah mengalami kram otot. Kram otot biasa terjadi ketika sedang melakukan latihan, bahkan sering pula terjadi pada saat Anda sedang bertanding dalam sebuah kompetisi. Kram biasanya di awali dengan otot kejang selama beberapa detik, dan berlanjut dengan rasa sakit yang berlangsung dalam beberapa menit. Beberapa orang menganggap bahwa kram bukanlah sesuatu hal yang serius dan tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, bukan berarti Anda harus menyepelekan kram otot. Anda bisa melakukan beberapa langkah pencegahan agar tidak mengalami kram otot selama latihan. Berikut bebarapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kram otot.

Lakukan Pemanasan
Langkah pertama untuk mencegah kram adalah dengan melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan diperlukan untuk mempersiapkan tubuh sebelum melakukan latihan utama. Luangkan waktu 7-10 menit untuk melakukan pemanasan dan peregangan. Dengan pemanasan yang baik maka aliran darah akan lancar, tubuh siap untuk melakukan latihan dan terhindar dari kram otot.
Jangan Dehidrasi
Otot dehidrasi sangat rentan terhadap kram otot. Selain membuat otot jauh lebih rentan terhadap kram, dehidrasi memiliki efek besar pada kinerja dan fungsi lain dalam tubuh. Kebanyakan orang tidak minum air yang cukup sebelum latihan sehingga sering mengalami kram otot. Solusinya, minumlah air yang cukup sebelum latihan. Cegah Overheating
Dehidrasi akan menyebabkan tubuh dan jaringan otot panas lebih cepat. Kombinasi dari dehidrasi dan suhu tubuh yang meningkat dapat memicu terjadinya kram otot. Salah satu cara untuk mencegah kram otot akibat overheating adalah dengan minum air yang cukup sebelum dan di sela-sela latihan. Cukupi Kebutuhan Natrium
Natrium (biasa didapat dari garam maupun makanan kaya natrium lainnya), adalah salah satu elektrolit yang berguna untuk tubuh. Elektrolit ini berperan dalam menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Kurangnya kadar natrium tubuh berkaitan erat dengan penyebab terjadinya kram otot. Mengkonsumsi minuman yang mengandung protein, karbohidrat, dan elektrolit yang cukup dapat membantu Anda mencegah terjadinya kram otot.
Cukupi Kebutuhan Potasium
Potasium merupakan jenis elektrolit lainnya yang dapat hilang bersama dengan keringat. Berkurangnya kadar potasium dalam tubuh juga berkaitan erat dengan terjadinya kram otot. Kurangnya potasium juga dapat menyebabkan kekuatan menurun saat latihan. Contoh makanan yang mengandung potasium antara lain, ubi, kentang, pisang, wortel, berbagai jenis ikan, dan masih banyak lagi.
Cukupi Kebutuhan Magnesium
Magnesium juga merupakan salah satu dari elektrolit yang apabila tubuh kekurangan zat ini maka bisa mengakibatkan kram. Sumber magnesium antara lain, labu, kacang-kacangan, quinoa, oat bran, dan masih banyak lagi.
Cukupi Kebutuhan Kalsium
Kalsium merupakan mineral penting yang berperan untuk menjaga kesehatan dan kepadatan tulang. Kalsium juga memainkan peran langsung dalam kontraksi otot saat latihan. Kekurangan kalsium dapat mempengaruhi kinerja otot, dan dapat meningkatkan risiko kram.
Kram otot memang bisa menyerang siapa saja. Namun dengan melakukan langkah preventif di atas, Anda akan terbebas dari masalah kram otot saat berlatih. Selamat bermanfaat.

Jumat, 03 Februari 2012

Anak Prematur Itu Kini Jadi Pemecah Rekor

OLIVIA Fernandes kini ia menjadi atlet yang sudah tidak asing lagi bagi dunia renang Jawa Timur. Perenang asal klub Sidoarjo Aquatic Club (SAC) ini sudah malang melintang di kolam renang daerah, nasional dan bahkan internasional. Dia juga pernah memecahkan rekor nasional gaya punggung. Terakhir atlet yang bernama lengkap Olivia Aprilia Fernandes ini meraih medali emas terbanyak dalam kejuaraan renang Petro Cup III pada 19 Pebruari 2012 lalu.
Namun siapa sangka, di balik kesuksesan Olivia Fernandes ini, tersimpan rasa kehawatiran yang cukup mendalam dari kedua orangtuanya pada Olivia kecil. Ya, dilahirkan di Surabaya, Olivia kecil dalam keadaan prematur. Padahal ayah dan ibunya yang suka olahraga sangat menginginkan anaknya menjadi atlet, meskipun keduanya bukanlah sebagai atlet.
“Ya, orangtuaku memang ingin aku jadi atlet, aku terjun di dunia renang ini pun atas kemauan orangtua,” ujarnya sambil mengingat masa kecilnya.
Namun dengan lahir prematur dan berpostur kecil, tidak seperti layaknya bobot bayi normal, menyita orangtuanya untuk berpikir bagaimana supaya Olivia kecil bisa lebih tinggi dan menjadi atlet nantinya .
Beruntung mereka bertemu dengan Suyanto yang saat itu menjadi pelatih renang Sidoarjo Aquatic Club. Suyanto pun menyarankan untuk mengikutkan Olivia yang kala itu berusia 3 tahun berlatih renang saja di SAC, agar bisa terpenuhi keinginan kedua orangtuannya.
“Saat itu orangtuaku hawatir, bagaimana supaya aku bisa lebih tinggi posturnya. Aku kan lahir prematur saat itu. Beruntung bisa ketemu sama pak Yanto, aku pun dimasukkan ikut latihan renang,” ungkap gadis kelahiran 3 April 1996 ini sambil tersenyum.
Ayah Olivia yang asli Flores menuruti saran Suyanto, karena sang pelatih menilai Olivia mempunyai bakat untuk menjadi atlet berprestasi. “Awalnya sih, maunya biar tubuh bisa lebih tinggi saja dengan berlatih renang,” tambah perenang yang tinggal di Pondok Buana Blok E No.1 Sidoarjo ini.
Siapa sangka dengan berlatih rutin, kini Olivia remaja sudah berubah menjadi atlet renang handal. Ia bahkan menjadi penyumbang banyak medali bagi klubnya di berbagai event. Beberapa prestasi internasional juga pernah ia torehkan seperti meraih 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu di ajang Kejuaraan renang  Kelompok Umur se Asia Tenggara 2011 di Vietnam.
Yang mencolok adalah keberhasilannya memecahkan rekor nasional yang selama tiga tahun kejuaraan Krapsi belum terpecahkan oleh atlet manapun dari Indonesia. Rekor tersebut adalah 200 M gaya punggung dengan catatan waktu 02.26.15 pada Krapsi 2011 di Surabaya akhir Desember 2011 lalu.
“Saya senang lah mas, bisa memecahkan rekor nasional saat Krapsi lalu,” tambah atlet yang punya darah Sunda dari ibunya ini.
Ia pun membeberkan pedoman hidup yang ia pegang untuk bisa berprestasi. Manajemen waktu sangatlah penting disamping juga selalu bersungguh-sungguh dalam setiap usaha. “Asalkan bisa mengatur waktu saja mas, kita pasti bisa berprestasi. Selama ini program latihan saya jalani dengan baik dengan sungguh-sungguh. Waktu latihan ya latihan, kalau libur ya libur. Hidup saya juga tidak bisa lepas dari renang, di manapun selalu ingin renang,” ujar atlet yang masih duduk di kelas VIII SMP Negeri 5 Sidoarjo ini.
Kini harapan tertinggi baginya adalah bisa menyumbangkan medali emas bagi Jawa Timur di ajang PON 2012 di Riau nanti. “Saya pingin menyumbangkan emas, bukan hanya sekedar ikut-ikutan saja mas di PON nanti,” tambahnya.(surabayapost)
◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Info Dunia Olahraga: Februari 2012 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates