"Memang tidak ada bukti bahwa latihan otot di masa pertumbuhan menyebabkan seseorang jadi kerdil. Namun ada risiko untuk itu, sehingga sebaiknya dihindari karena ada banyak jenis olahraga yang lebih sesuai," katanya dalam jumpa pers '1st Indonesian International Nutrigenomics Conference' di restoran Kembang Goela, Jakarta, Senin (1/11/2010).
David yang banyak meneliti pengaruh faktor genetika dalam bidang olahraga juga menganjurkan siapa saja untuk rajin berolahraga. Meski secara genetik tidak semua orang dilahirkan untuk menjadi atlet, manfaat olahraga bisa dirasakan oleh siapa saja.
"Atlet berprestasi adalah kombinasi antara talenta atau bakat dengan faktor genetik. Tetapi untuk menjadi sehat, olahraga bukan hanya kebutuhan para atlet melainkan semua orang dengan berbagai variasi genetiknya," tambahnya.
Sedangkan untuk pemulihan otot (muscle recovery) setelah berolahraga, David mengatakan makanan berprotein lebih memberikan manfaat dibandingkan karbohidrat. Selain berguna untuk membentuk massa otot, protein juga bermanfaaat dalam membetulkan sel-sel yang rusak karena cedera.
Jenis protein yang paling baik untuk pemulihan otot adalah whey protein, salah satu protein utama dalam susu sehingga disebut juga serum susu. Jenis protein yang bisa diperoleh dalam bentuk suplemen ini mengandung komponen pembentuk otot yakni Branched Chain Amino Acids (BCAA) sebanyak 26 persen.
Sedangkan untuk menunjang metabolisme protein, asupan vitamin B juga penting untuk diperbanyak selama masa pemulihan otot menjelang latihan berikutnya. Kandungan berbagai jenis vitamin B bisa ditemukan dalam susu, sayur-mayur, kedelai, kacang-kacangan serta gandum.
0 komentar:
Posting Komentar